Pada
april 2015 ane sudah menyelesaikan pendidikan S-1 di salah satu Sekolah tinggi
Kependidikan di kota kelahiran saya. Angan –angan setelah lulus saya harus apa?
ngajar? Kuliah lagi? Atau kerja?. Pada waktu itu saya sudah mendapat
sekolah untuk ngajar, yap selama
mengerjakan skripsi saya juga ngajar di SMP Bahrul Ulum, itung –itung cari
pengalaman dan uang tambahan. Namun pertanyaan itu terus muncul dalam benak,
mengusik batin selama aku belum menentukan arah kedepan kelanjutan kehidupanku.
AHMAD
ARIADI. Salah teman guru di SMP Bahrul Ulum, juga teman sekuliah namun beda
prodi memberi sebuah informasi yang bagus. Dia bercerita kalau ada program SM3T
dari DIKTI, SM3t diperuntukkan sarjana keguruan untuk mengajar di daerah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal).
Ternyata dua teman kami juga sudah ikut program bagus ini, andik di tempatkan
di mamberamo raya dan ayu yang di tempatkan di sumba. Banyak tempat yang
menjadi sasaran dari SM3T yang jelas di luar Pulau Jawa, di pinggir perbatasan
Negera, atau pun di daerah terpencil
masuk kehutan seperti papua dan kalimantan. Tujuan SM3T juga bagus yap
meratakan pendidikan di seluruh Indonesia. Salah satu program yang didukung
oleh pemerintah selain Indonesia Mengajar yang tujuannya sama dengan SM3T.
Mendengar
cerita dari Ariadi, aku jadi ingat pembicaraan teman sekelas sewaktu SMA. Dulu
pernah kita bicara tentang papua, kehiudpan masyarakat yang masih sangat
tradisional, perang antar suku yang mudah sekali terjadi, ataupun adat istiadat
yang masih kuno. Disaat asyik kita bicara tentang papua, Agung teman sebangkuku
berkata ”kalau kita tinggal di Papua, bagaimana ya rasanya?” “aduhh... jangan
sampai, nanti kita bisa mati kena tombak...!” timpa aku. Haha memang papua
sangat misterius buat kami, bagaimana tidak saat kita enak-enak jalan pagi,
menikmati udara yang segar. Tiba-tiba. Jlleeeebbb... panah tembuh dari punggung
ke dada. Belum lagi kalau tidak ada yang tolong kita. Ngenesss banget tinggal
disana #baca_papua.
Namun
seiring bertambah usia pemikiran yang lebih sedikit matang. Kenangan masa lalu
itu telah berubah menjadi rasa penasaran buat aku tuk eksplore Indoneisa.
Bagaimana kehidupan di luar Jawa? Menyenangkan kah tinggal didaerah yang bukan
asli tempat tinggal kita? sebuah rasa yang kini jadi tekad untuk eksplor
Indonesia. Mungkin tak sekedar keliling daerah baru, tapi juga untuk berbagi
ilmu hasil dari aku belajar selama empat tahun. Dari keliling tempat baru
mungkin ak dapat pengalaman yang banyak, keluarga, teman dan tentunya
petualangan yang seru. Mumpung masih muda jadilah seorang yang berguna bagi
orang lain, selama badan masih kuat mengapa tidak, selama otak masih segar apa
salahnya belajar hal yang baru, selama ada jalan mengapa tidak kita coba. Kalau
kita niat pasti Allah memberi jalan. Amin.
Dan
saat itulah aku putuskan untuk ikut SM3T.
.
Rachman
Dian Tri Maharana, S.Pd penempatan SMA Negeri Marikai. namaku saat dipanggil di
apel bersama di Dinas Pendidikan Mamberamo Raya. 28 guru SM3T Mamberamo Raya akan
ditempatkan di 7 wilayah di Mamberamo Raya, salah satunya adalah Marikai.
Marikai? Marikai entah dimana itu setidak e aku tidak sendiri disana ada dua
teman lagi yang ditempatkan sama dengan aku, panggil saja Udin dan Budi. Dua
teman baruku ini berasal dari Sidoarjo dan Nganjuk. Mereka juga dari LPTK yang
sama Unesa. Aku dan budi di SMA Negeri marikai dan si Udin dia di SDN Marikai.
Pemberangkatan akan menunggu dari Kepala Sekolah yang akan menjemput kita, syukur
Alhamdulilah kita akan berangkat dengan Sekdis dan Kepala SMA Marikai.
Selama
bertugas di daerah penempatan kita di beri tugas untuk menceritakan semua
kondisi yang ada di di daerah penempatan. Masalah bercerita secara pribadi saya
merasa kesulitan, karena selalu bingung bagaimana permulaan ceritanya. Ya sudah
akhirnya ak bikin seperti ini hahaha. Oke yang seperti ini itu maksudnya
adalah, ane mau bikin perbab. Bukan urutan kejadian –kejadian mulai dari awal
kita datang sampai kita pulang, tapi per bab. Misal budaya marikai, akan berisi
tentang budaya budaya yang ada di tempat penugasan aku. Ya mungkin seperti itu,
nggak usah lama lama, ayo baca cerita anak rumahan yang jalan-jalan ke papua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar